Dengan melihat kajian paedagogi yang mencakup seni dan ilmu mengajar, maka telah dibedakan ada 2 paedagogi, yaitu paedagogi tradisional dan paedagogi modern. Paedagogi tradisional itu memandang peserta didik sebagai makhluk yang pasif reaktif, yang hanya berkembang karena pengaruh-pengaruh dari luar, termasuk guru, orang tua serta kondisi lingkungan yang mempengaruhi mereka untuk belajar yang artinya ‘seorang individu hanya dapat berkembang di dalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya di mana dia hidup. Sebenarnya bila melihat kenyataan di lapangan, individu tidak dapat berkembang apabila diisolasikan dari dunia sosial budaya di mana di mana dia hidup. Jadi, dalam hal ini berarti adanya suatu peran aktif partisipatif dari individu yang menjadi dalam tatanan kehidupan sosial dan budayanya. Inilah yang menjadi pusat perhatian Paedagogi Modern. Pandangan paedagogi modern terhadap individu bukanlah sebagai suatu entity yang telah jadi, tetapi yang sedang menjadi. Artinya, individu (peserta didik) bukan sebagai objek dari perubahan yang terjadi dari luar (objek yang diubah), tetapi individu juga berperan sebagai pengubah dan pengarah. Dalam paedagogi modern, peserta didiklah yang berperan terjadinya perubahan dalam diri mereka. Adapun peran guru hanyalah sebagai pendorong dan motivator. Mereka juga perlu berperan sebagai pengarah atau pembimbing yang tidak membiarkan peserta didik melakukan hal yang kurang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian, para guru perlu menjadi fasilitator agar dorongan dan bimbingan dapat terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik. Dengan uraian teori di atas ketika dikaitkan dengan perkuliahan paedagogi bersama dengan dosen pengampu yang dapat saya ilustrasikan adalah sebagai berikut: Dari awal pertama masuk, teknik dan metode teaching yang digunakan dosen pengampu itu berpusat pada siswa, dosen dalam hal ini hanya mentranformasikan konsep pengetahuannya dalam hal ini member stimulus, mengawasi, dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Contohnya, kuliah online pada pertemuan ke-3 semester ini. Dosen pengampu dalam hal ini memberi peluang bagi kami untuk mengeksplorasi sendiri website yang sudah disediakan kepada kami. Dosen hanya ‘membantu’merevisi dan meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman kami dengan hanya memberikan sedikit stimulus (rangsangan kecil). Jadi, dosen pengampu mengharapkan adanya kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam memperoleh da meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (mampu berpikir kritis, menganalisa, dan berekspresi). Dosen hanya berperan sebagai pendorong atau motivator bagi kami peserta didik untuk membuat kami lebih berproses dalam hal berpikir, membuat kami memahami apa yang sudah dipelajari dan mampu mentransfer apa yang sudah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pendahuluan Mulai abad 21, proses pembelajaran dengan konsep micro teaching sudah sangat populer di dunia pendidikan, tetapi kebanyakan para pendidik kurang memahami makna pendidikan. Mereka selama ini hanya sebatas melakukan tugas mereka sebagai pengajar dan melupakan tugas utama mereka sebagai pendidik dan pembimbing. Untuk itulah, perlu diluruskan kembali makna dari proses pendidikan. Oleh karena itu, kami berusaha memahami konsep micro teaching melalui teori guru yang baik, seni dan ilmu mengajar serta paedagogi praktis. Seperti yang diketahui, paedagogi praktis tidak hanya mengetahui apa yang dituliskan di teori tapi dengan mengaplikasikannya dengan melaksanakan micro teaching ini. Bagi pendidik, paedagogi praktis tidak hanya berbicara mengenai seni mengajar melainkan juga mendorong banyak pendidik untuk mendesign ulang pemahaman akan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman. Pendidik harus mempertimbangkan pemberdayaan siswa sebagai penyambung generasi masa depan. Dengan adanya pedagogi praktis,maka konsep pedagogi yang abstrak bisa menjelma menjadi pedagogi yang konkrit yang artinya tidak hanya sekedar dipahami tetapi juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Bagi peserta didik,mereka menjadi mampu memahami pedagogi yang konkrit ini dengan bimbingan guru yang baik. Adapun ciri-ciri guru yang baik itu antara lain : • Memiliki kesadarna akan tujuan • Memeiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa • Mentoleransi ambiguitas • Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa • Merasa kurang nyaman jika kurang mengetahui • Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka • Bekajar dari berbagai model • Menikmati pekerjaan dan siswa mereka sendiri. Untuk menjadi guru yang baik maka pendidik seharusnya memiliki beberapakualitas seperti berikut : • Confidence • Patience • True compassion for their students • Understanding • The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way • Dedication to excellence • Unwavering support • Willingness to help student achieve • Pride in student’s accomplishments • Passion for life Apabila seorang guru sudah memiliki beberapa ciri-ciri di atas,seorang guru tidak dituntut untuk hanya bisa memiliki pengetahuan teoritis yang tinggi. Tetapi seorang guru juga harus memiliki seni dalam ilmu mengajar. Maksudnya pendidik mampu memahamkan teori kepada peserta didiknya dengan cara yang unik dan menyenangkan. Interaksi yang terjadi diantara peserta didik dan pendidik tidak monoton. Maksudnya dalam proses pendidikan tidak hanya berasal dari guru saja tetapi bisa di dapat dari banyak cara. Dalam proses belajar-mengajar seorang guru tidak hanya ‘asik’ sendiri dalam proses pembelajaran. Tetapi mengajak siswanya untuk ikut berpikir.
2. Lokasi Jl. Dr. Mansyur, Gang Sipirok No. 8C
3. Waktu Minggu, 15 April 2012 pukul 15.00 – 18.00
4. Rencana Kegiatan o 15.00 – 15.20 perkenalan o 15.20 – 17.50 micro teaching o 17.50 – 18.00 penutupan
5. Perlengkapan • Handy cam • Kamera • Alat tulis
6. Perincian Biaya • Ongkos : 6000 x 7 = 42.000 • Reward : 5000 x 4 = 20.000 Jumlah = Rp 62.000,00
Nomor 2 jawaban ke-2 : Menurut pendapat saya, Seorang guru tidak dituntut untuk hanya bisa memiliki pengetahuan teoritis yang tinggi. Tetapi seorang guru juga harus memiliki seni dalam ilmu mengajar. Maksudnya pendidik mampu memahamkan teori kepada peserta didiknya dengan cara yang unik dan menyenangkan. Interaksi yang terjadi diantara peserta didik dan pendidik tidak monoton. Maksudnya dalam proses pendidikan tidak hanya berasal dari guru saja tetapi bisa di dapat dari banyak cara. Dalam proses belajar-mengajar seorang guru tidak hanya ‘asik’ sendiri dalam proses pembelajaran. Tetapi mengajak siswanya untuk ikut berpikir. Dengan kata lain, guru berusaha mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya, berusaha memahamkan materi kepada murid-muridnya, namun menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik dan pembimbing. “Pengajaran (Teaching)” yang diajarkan pada peserta didik dengan tujuan untuk membuat murid mengembangkan potensi yang dimilikinya, guru berusaha memberi arahan dan bimbingan dan peserta didik dalam “Belajar (learning)” bisa memahami apa yang sudah diajarakan dari gurunya. Guru yang baik seperti ciri – ciri yang diterangkan di atas yang paling penting, yaitu seorang guru memiliki patience, true compassion for their students, dan unwavering support (kesabaran dalam mendidik dan membimbing peserta didiknya, memiliki rasa kasih saying sejati terhadap peserta didiknya, dan teguh memberikan dukungan pada peserta didiknya). Diharapkan dengan guru yang memiliki kualitas yang seperti ini dapat mampu mendorong memotivasi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, menyadari kemampuan yang dimilikinya, membangkitkan motivasi intrinsik, serta lebih mandiri, inisiatif, memunculkan rasa keingintahuan dalam proses pembelajaran.
3. Adinda, coba beri contoh berdasarkan pengalaman adinda serta upaya adinda dalam menerapkan micro teaching nanti dari kalimat yang adinda tulis demikian "“Pengajaran (Teaching)” yang diajarkan pada peserta didik dengan tujuan untuk membuat murid mengembangkan potensi yang dimilikinya, guru berusaha memberi arahan dan bimbingan dan peserta didik dalam “Belajar (learning)” bisa memahami apa yang sudah diajarakan dari gurunya. Guru yang baik seperti ciri – ciri yang diterangkan di atas yang paling penting, yaitu seorang guru memiliki patience, true compassion for their students, dan unwavering support (kesabaran dalam mendidik dan membimbing peserta didiknya, memiliki rasa kasih saying sejati terhadap peserta didiknya, dan teguh memberikan dukungan pada peserta didiknya). Diharapkan dengan guru yang memiliki kualitas yang seperti ini dapat mampu mendorong memotivasi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, menyadari kemampuan yang dimilikinya, membangkitkan motivasi intrinsik, serta lebih mandiri, inisiatif, memunculkan rasa keingintahuan dalam proses pembelajaran."
Berdasarkan pengalaman yang pernah dialami : ‘Dulu ketika saya masih duduk di bangku 5 SD dulu, ada sesosok guru yang selalu menjadi panutanku selama ini. Beliau adalah guru matematika yang baik, tegas, dan perhatian dengan muridnya. Pada saat itu, awalnya kami semua itu orang yang sangat ribut. Namun ketika beliau masuk ke ruangan kami, tidak ada yang berani ribut sebab beliau selalu mengambil rotannya ketika masuk. Awalnya kami semua takut dengan beliau karena rotannya yang panjang terpajang di meja gurunya. Suasana yang tegang pada awalnya. Nah, ada sesuatu yang menarik terjadi, ketika memulai pelajaran, “Anak-anak, buku yang kalian keluarkan jangan dibuka dulu y, Lause ingin bertanya sesuatu, “Mengapa kalian semua pada diam ketika lause masuk?”. Temanku menjawab, “Karena rotan lause yang besar.” Gurunya tersenyum sambil berkata, “Nah, lause membawa itu untuk menghukum kalian yang bandel.” “Lause hanya akan memakainya jika kalian benar-benar tidak bisa mendengarkan, lause.” Guruku selalu membawa rotannya selama 3 caturwulan. Pernah hanya sekali beliau sempat mengayunkan rotannya pada anak yang bandel hingga nangis, namun sejak saat itu hingga saya naik kelas, beliau tidak pernah lagi mengayunkannya. Sosok beliau yang masih teringat walaupun samar-samar. Bila diingat kembali, ketika beliau mengajar matematika, beliau selalu memulainya dengan bertanya seputar angka-angka yang sangat sederhana sebelum menyuruh kami membuka buku matematika kami. Itulah yang membuat saya menyukai mate, karena beliau selalu mengajak kami untuk berpikir. Kadang Bu guru memberikan games yang bisa menghidupkan suasana belajar kami. Tidak pernah saya merasa bosan ketika beliau mengajar. Bagi murid yang bisa menjawab tetap diberi pujian dan ketika pembagian nilai ujian Bu guru selalu mengumumkan nilai yang terbaik, namun untuk nilai yang merah. Beliau meluangkan waktu untuk berbicara dengan murid yang mendapat nilai yang merah satu-persatu. Tidak hanya satu kejadian yang membuat kita merasa nyaman, beliau yang selalu memberi yang terbaik untuk muridnya, berusaha memahamkan materi yang dipelajari. Semangat, nasehat, rasa kepedulian beliau, bahkan kasih sayang beliau kami merasakannya. Sangat jarang beliau marah – marah di kelas yang membuat suasana tegang. Temanku yang beruntung mendapat bimbingan beliau berhasil memenangkan olimpiade mate tingkat SD dengan ranking 1 tingkat provinsi dan ranking 3 tingkat nasional. Berkat beliaulah, saya pada usia ini jadi mengerti bagaimana cara belajar yang efektif untuk mata pelajaran yang berhubungan dengan berhitung, tidak hanya itu kemampuan nalarku yang selalu kulatih membuat cepat memahami materi. Ternyata pengalamanku pernah diajari beliau sangat berharga.
Soal nomor 3 jawaban ke 2: Nanti pada saat micro teaching kali ini, saya tidak menganut 100% teknik guruku di atas karena zaman sekarang semakin maju dan modern, anak-anak zaman sekarang sudah bisa menikmati kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesatnya. Dengan pengalaman mengajarku selama 4 tahun sampai saat ini, bertemu dengan banyak guru dan dosen-dosen yang berkualitas, saya sendiri menyadari bahwa kesabaran, kasih sayang, dan dukungan itu penting untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Kali ini saya berencana akan sedikit mengajak mereka untuk berpikir yang mungkin selama ini sangat jarang dilakukan oleh guru di sekolah. Saya harus mampu menempatkan diri saya pada posisi mereka kelas 4 SD yang sudah mempelajari materi sekian banyak, yang kebanyakan guru sekarang itu enak sendiri ketika memberi pertanyaan yang selevel dengan mereka bukan level anak kelas 4 SD. Awalnya tahap perkenalan, saya mengenali dulu kemampuan mereka sudah sampai pada level yang bagaimana, terus mencoba menemukan apa kesulitan mereka ketika belajar di sekolah. Poin 1 : kesabaran itu penting, ternyata anak yang satu ini perlu mendapat beberapa contoh pertanyaan dengan model yang sama baru mampu mengerti konsepnya., sedangkan anak yang satunya lagi ternyata lemah dalam menggunakan memory ketika menghafal pelajaran. Anak yang satu lagi lambat dalam menagkap intonasi bahasa. Poin ke – 2: Rasa kasih sayang dan kepedulian, tidak perlu sampai membentak – bentak ketika mengajar, tapi lakukanlah dengan cara yang menyenangkan (yang mereka sukai). Saya akan mencoba menjelaskan teknik belajar yang efektif berupa tips – tips pada mereka bagaimana belajar matematika dengan baik dan benar, belajar menghafal yang baik, dan berbahsa yang baik. Poin ke 3 : memberi dukungan yang penuh pada mereka bawasannya mereka itu bisa kalau memang berniat untuk belajar, mendengar ternyata mereka semua mempunyai cita – cita yang tinggi berarti mereka memang punya niat tinggal bagaimana peran guru untuk memotivasi muridnya untuk menggapai cita –cita mereka. Ingin jadi dokter, jadi guru, jadi pemain sepakbola, jadi dokter hewan, dan lain sebagainya. Herannya ketika berproses selama 1 jam setengah, mereka minta saya menjelaskan tentang ini artinya apa, mereka kurang mengerti pada bagian ini. Yang pada awalanya, mereka diam - diam, senyum – senyum saja. Dan setelah berproses selama 2 jam, melihat wajah-wajah mereka yang yakin maka saya memberikan pertanyaan yang sedikit sulit, ada sedikit kemajuan dan mereka mampu mengerjakan setengah dari seluruh soal yang lumayan sulit pada level mereka tentunya. Jadi, saya berkesimpulan bahwa ketika berperan sebagai pendidik, kita perlu semangat, sabar, penuh dukungan baik dari awal, proses hingga pada akhir proses mengajar belajar karena dengan kita brsemangat, anak-anak itu suka meniru, dan mereka akan meniru kita. Anak –anak senang dipuji maka jangan bentak-bentak, tetapi didiklah mereka dengan sabar dan dengan penuh kasih sayang. Anak –anak senang diberi stimulus yang menyenagkan, itu akan membuat mereka senang dan tertawa bahagia. Ketika murid berhasil menjawab pertanyaan tidak lupa berilah reinforcement positif pada mereka. Buatlah mereka menyadari kalau mereka itu sebenarnya mampu itu hal yang sulit. Sebab mereka masih anak, tetapi apapun hasil kerja mereka tidak boleh membuang muka pada mereka karena itu malah akan membuat mereka tidak mampu mengembangkan ke-autonomi-an mereka untuk berkreasi. Bimbingan dan arahan dari pendidik juga penting, buatlah mereka selalu berlatih karena practice makes perfect. Walaupun ada murid yang lambat dan ada murid yang cepat nangkapnya, kita sebagai pendidik tidak boleh pilih kasih dalam memberikan bimbingan kita. Demikianlah yang dapat saya utarakan, karena saya dapat mengungkapkan ini berdasarkan apa yang pernah saya terapkan selama ini pada peserta didik saya.
Weillon Chaidir (10-123)
BalasHapusDengan melihat kajian paedagogi yang mencakup seni dan ilmu mengajar, maka telah dibedakan ada 2 paedagogi, yaitu paedagogi tradisional dan paedagogi modern. Paedagogi tradisional itu memandang peserta didik sebagai makhluk yang pasif reaktif, yang hanya berkembang karena pengaruh-pengaruh dari luar, termasuk guru, orang tua serta kondisi lingkungan yang mempengaruhi mereka untuk belajar yang artinya ‘seorang individu hanya dapat berkembang di dalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya di mana dia hidup.
BalasHapusSebenarnya bila melihat kenyataan di lapangan, individu tidak dapat berkembang apabila diisolasikan dari dunia sosial budaya di mana di mana dia hidup. Jadi, dalam hal ini berarti adanya suatu peran aktif partisipatif dari individu yang menjadi dalam tatanan kehidupan sosial dan budayanya. Inilah yang menjadi pusat perhatian Paedagogi Modern. Pandangan paedagogi modern terhadap individu bukanlah sebagai suatu entity yang telah jadi, tetapi yang sedang menjadi. Artinya, individu (peserta didik) bukan sebagai objek dari perubahan yang terjadi dari luar (objek yang diubah), tetapi individu juga berperan sebagai pengubah dan pengarah. Dalam paedagogi modern, peserta didiklah yang berperan terjadinya perubahan dalam diri mereka. Adapun peran guru hanyalah sebagai pendorong dan motivator. Mereka juga perlu berperan sebagai pengarah atau pembimbing yang tidak membiarkan peserta didik melakukan hal yang kurang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian, para guru perlu menjadi fasilitator agar dorongan dan bimbingan dapat terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik.
Dengan uraian teori di atas ketika dikaitkan dengan perkuliahan paedagogi bersama dengan dosen pengampu yang dapat saya ilustrasikan adalah sebagai berikut:
Dari awal pertama masuk, teknik dan metode teaching yang digunakan dosen pengampu itu berpusat pada siswa, dosen dalam hal ini hanya mentranformasikan konsep pengetahuannya dalam hal ini member stimulus, mengawasi, dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Contohnya, kuliah online pada pertemuan ke-3 semester ini. Dosen pengampu dalam hal ini memberi peluang bagi kami untuk mengeksplorasi sendiri website yang sudah disediakan kepada kami. Dosen hanya ‘membantu’merevisi dan meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman kami dengan hanya memberikan sedikit stimulus (rangsangan kecil).
Jadi, dosen pengampu mengharapkan adanya kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam memperoleh da meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (mampu berpikir kritis, menganalisa, dan berekspresi). Dosen hanya berperan sebagai pendorong atau motivator bagi kami peserta didik untuk membuat kami lebih berproses dalam hal berpikir, membuat kami memahami apa yang sudah dipelajari dan mampu mentransfer apa yang sudah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. jelaskan tentang konsep micro teaching kelompok adinda. Kemudian sertakan kajian teori yang mendukung menurut pendapat pribadi anda.
Hapus1. Pendahuluan
BalasHapusMulai abad 21, proses pembelajaran dengan konsep micro teaching sudah sangat populer di dunia pendidikan, tetapi kebanyakan para pendidik kurang memahami makna pendidikan. Mereka selama ini hanya sebatas melakukan tugas mereka sebagai pengajar dan melupakan tugas utama mereka sebagai pendidik dan pembimbing. Untuk itulah, perlu diluruskan kembali makna dari proses pendidikan. Oleh karena itu, kami berusaha memahami konsep micro teaching melalui teori guru yang baik, seni dan ilmu mengajar serta paedagogi praktis. Seperti yang diketahui, paedagogi praktis tidak hanya mengetahui apa yang dituliskan di teori tapi dengan mengaplikasikannya dengan melaksanakan micro teaching ini. Bagi pendidik, paedagogi praktis tidak hanya berbicara mengenai seni mengajar melainkan juga mendorong banyak pendidik untuk mendesign ulang pemahaman akan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman. Pendidik harus mempertimbangkan pemberdayaan siswa sebagai penyambung generasi masa depan. Dengan adanya pedagogi praktis,maka konsep pedagogi yang abstrak bisa menjelma menjadi pedagogi yang konkrit yang artinya tidak hanya sekedar dipahami tetapi juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Bagi peserta didik,mereka menjadi mampu memahami pedagogi yang konkrit ini dengan bimbingan guru yang baik. Adapun ciri-ciri guru yang baik itu antara lain :
• Memiliki kesadarna akan tujuan
• Memeiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
• Mentoleransi ambiguitas
• Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
• Merasa kurang nyaman jika kurang mengetahui
• Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka
• Bekajar dari berbagai model
• Menikmati pekerjaan dan siswa mereka sendiri.
Untuk menjadi guru yang baik maka pendidik seharusnya memiliki beberapakualitas seperti berikut :
• Confidence
• Patience
• True compassion for their students
• Understanding
• The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way
• Dedication to excellence
• Unwavering support
• Willingness to help student achieve
• Pride in student’s accomplishments
• Passion for life
Apabila seorang guru sudah memiliki beberapa ciri-ciri di atas,seorang guru tidak dituntut untuk hanya bisa memiliki pengetahuan teoritis yang tinggi. Tetapi seorang guru juga harus memiliki seni dalam ilmu mengajar. Maksudnya pendidik mampu memahamkan teori kepada peserta didiknya dengan cara yang unik dan menyenangkan. Interaksi yang terjadi diantara peserta didik dan pendidik tidak monoton. Maksudnya dalam proses pendidikan tidak hanya berasal dari guru saja tetapi bisa di dapat dari banyak cara. Dalam proses belajar-mengajar seorang guru tidak hanya ‘asik’ sendiri dalam proses pembelajaran. Tetapi mengajak siswanya untuk ikut berpikir.
2. Lokasi
Jl. Dr. Mansyur, Gang Sipirok No. 8C
3. Waktu
Minggu, 15 April 2012 pukul 15.00 – 18.00
4. Rencana Kegiatan
o 15.00 – 15.20 perkenalan
o 15.20 – 17.50 micro teaching
o 17.50 – 18.00 penutupan
5. Perlengkapan
• Handy cam
• Kamera
• Alat tulis
6. Perincian Biaya
• Ongkos : 6000 x 7 = 42.000
• Reward : 5000 x 4 = 20.000
Jumlah = Rp 62.000,00
Nomor 2 jawaban ke-2 :
BalasHapusMenurut pendapat saya,
Seorang guru tidak dituntut untuk hanya bisa memiliki pengetahuan teoritis yang tinggi. Tetapi seorang guru juga harus memiliki seni dalam ilmu mengajar. Maksudnya pendidik mampu memahamkan teori kepada peserta didiknya dengan cara yang unik dan menyenangkan. Interaksi yang terjadi diantara peserta didik dan pendidik tidak monoton. Maksudnya dalam proses pendidikan tidak hanya berasal dari guru saja tetapi bisa di dapat dari banyak cara. Dalam proses belajar-mengajar seorang guru tidak hanya ‘asik’ sendiri dalam proses pembelajaran. Tetapi mengajak siswanya untuk ikut berpikir. Dengan kata lain, guru berusaha mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya, berusaha memahamkan materi kepada murid-muridnya, namun menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik dan pembimbing. “Pengajaran (Teaching)” yang diajarkan pada peserta didik dengan tujuan untuk membuat murid mengembangkan potensi yang dimilikinya, guru berusaha memberi arahan dan bimbingan dan peserta didik dalam “Belajar (learning)” bisa memahami apa yang sudah diajarakan dari gurunya. Guru yang baik seperti ciri – ciri yang diterangkan di atas yang paling penting, yaitu seorang guru memiliki patience, true compassion for their students, dan unwavering support (kesabaran dalam mendidik dan membimbing peserta didiknya, memiliki rasa kasih saying sejati terhadap peserta didiknya, dan teguh memberikan dukungan pada peserta didiknya). Diharapkan dengan guru yang memiliki kualitas yang seperti ini dapat mampu mendorong memotivasi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, menyadari kemampuan yang dimilikinya, membangkitkan motivasi intrinsik, serta lebih mandiri, inisiatif, memunculkan rasa keingintahuan dalam proses pembelajaran.
3. Adinda, coba beri contoh berdasarkan pengalaman adinda serta upaya adinda dalam menerapkan micro teaching nanti dari kalimat yang adinda tulis demikian "“Pengajaran (Teaching)” yang diajarkan pada peserta didik dengan tujuan untuk membuat murid mengembangkan potensi yang dimilikinya, guru berusaha memberi arahan dan bimbingan dan peserta didik dalam “Belajar (learning)” bisa memahami apa yang sudah diajarakan dari gurunya. Guru yang baik seperti ciri – ciri yang diterangkan di atas yang paling penting, yaitu seorang guru memiliki patience, true compassion for their students, dan unwavering support (kesabaran dalam mendidik dan membimbing peserta didiknya, memiliki rasa kasih saying sejati terhadap peserta didiknya, dan teguh memberikan dukungan pada peserta didiknya). Diharapkan dengan guru yang memiliki kualitas yang seperti ini dapat mampu mendorong memotivasi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, menyadari kemampuan yang dimilikinya, membangkitkan motivasi intrinsik, serta lebih mandiri, inisiatif, memunculkan rasa keingintahuan dalam proses pembelajaran."
BalasHapusBerdasarkan pengalaman yang pernah dialami : ‘Dulu ketika saya masih duduk di bangku 5 SD dulu, ada sesosok guru yang selalu menjadi panutanku selama ini. Beliau adalah guru matematika yang baik, tegas, dan perhatian dengan muridnya. Pada saat itu, awalnya kami semua itu orang yang sangat ribut. Namun ketika beliau masuk ke ruangan kami, tidak ada yang berani ribut sebab beliau selalu mengambil rotannya ketika masuk. Awalnya kami semua takut dengan beliau karena rotannya yang panjang terpajang di meja gurunya. Suasana yang tegang pada awalnya. Nah, ada sesuatu yang menarik terjadi, ketika memulai pelajaran, “Anak-anak, buku yang kalian keluarkan jangan dibuka dulu y, Lause ingin bertanya sesuatu, “Mengapa kalian semua pada diam ketika lause masuk?”. Temanku menjawab, “Karena rotan lause yang besar.” Gurunya tersenyum sambil berkata, “Nah, lause membawa itu untuk menghukum kalian yang bandel.” “Lause hanya akan memakainya jika kalian benar-benar tidak bisa mendengarkan, lause.” Guruku selalu membawa rotannya selama 3 caturwulan. Pernah hanya sekali beliau sempat mengayunkan rotannya pada anak yang bandel hingga nangis, namun sejak saat itu hingga saya naik kelas, beliau tidak pernah lagi mengayunkannya. Sosok beliau yang masih teringat walaupun samar-samar. Bila diingat kembali, ketika beliau mengajar matematika, beliau selalu memulainya dengan bertanya seputar angka-angka yang sangat sederhana sebelum menyuruh kami membuka buku matematika kami. Itulah yang membuat saya menyukai mate, karena beliau selalu mengajak kami untuk berpikir. Kadang Bu guru memberikan games yang bisa menghidupkan suasana belajar kami. Tidak pernah saya merasa bosan ketika beliau mengajar. Bagi murid yang bisa menjawab tetap diberi pujian dan ketika pembagian nilai ujian Bu guru selalu mengumumkan nilai yang terbaik, namun untuk nilai yang merah. Beliau meluangkan waktu untuk berbicara dengan murid yang mendapat nilai yang merah satu-persatu. Tidak hanya satu kejadian yang membuat kita merasa nyaman, beliau yang selalu memberi yang terbaik untuk muridnya, berusaha memahamkan materi yang dipelajari. Semangat, nasehat, rasa kepedulian beliau, bahkan kasih sayang beliau kami merasakannya. Sangat jarang beliau marah – marah di kelas yang membuat suasana tegang. Temanku yang beruntung mendapat bimbingan beliau berhasil memenangkan olimpiade mate tingkat SD dengan ranking 1 tingkat provinsi dan ranking 3 tingkat nasional. Berkat beliaulah, saya pada usia ini jadi mengerti bagaimana cara belajar yang efektif untuk mata pelajaran yang berhubungan dengan berhitung, tidak hanya itu kemampuan nalarku yang selalu kulatih membuat cepat memahami materi. Ternyata pengalamanku pernah diajari beliau sangat berharga.
BalasHapusSoal nomor 3 jawaban ke 2:
BalasHapusNanti pada saat micro teaching kali ini, saya tidak menganut 100% teknik guruku di atas karena zaman sekarang semakin maju dan modern, anak-anak zaman sekarang sudah bisa menikmati kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesatnya. Dengan pengalaman mengajarku selama 4 tahun sampai saat ini, bertemu dengan banyak guru dan dosen-dosen yang berkualitas, saya sendiri menyadari bahwa kesabaran, kasih sayang, dan dukungan itu penting untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Kali ini saya berencana akan sedikit mengajak mereka untuk berpikir yang mungkin selama ini sangat jarang dilakukan oleh guru di sekolah. Saya harus mampu menempatkan diri saya pada posisi mereka kelas 4 SD yang sudah mempelajari materi sekian banyak, yang kebanyakan guru sekarang itu enak sendiri ketika memberi pertanyaan yang selevel dengan mereka bukan level anak kelas 4 SD. Awalnya tahap perkenalan, saya mengenali dulu kemampuan mereka sudah sampai pada level yang bagaimana, terus mencoba menemukan apa kesulitan mereka ketika belajar di sekolah. Poin 1 : kesabaran itu penting, ternyata anak yang satu ini perlu mendapat beberapa contoh pertanyaan dengan model yang sama baru mampu mengerti konsepnya., sedangkan anak yang satunya lagi ternyata lemah dalam menggunakan memory ketika menghafal pelajaran. Anak yang satu lagi lambat dalam menagkap intonasi bahasa. Poin ke – 2: Rasa kasih sayang dan kepedulian, tidak perlu sampai membentak – bentak ketika mengajar, tapi lakukanlah dengan cara yang menyenangkan (yang mereka sukai). Saya akan mencoba menjelaskan teknik belajar yang efektif berupa tips – tips pada mereka bagaimana belajar matematika dengan baik dan benar, belajar menghafal yang baik, dan berbahsa yang baik. Poin ke 3 : memberi dukungan yang penuh pada mereka bawasannya mereka itu bisa kalau memang berniat untuk belajar, mendengar ternyata mereka semua mempunyai cita – cita yang tinggi berarti mereka memang punya niat tinggal bagaimana peran guru untuk memotivasi muridnya untuk menggapai cita –cita mereka. Ingin jadi dokter, jadi guru, jadi pemain sepakbola, jadi dokter hewan, dan lain sebagainya.
Herannya ketika berproses selama 1 jam setengah, mereka minta saya menjelaskan tentang ini artinya apa, mereka kurang mengerti pada bagian ini. Yang pada awalanya, mereka diam - diam, senyum – senyum saja. Dan setelah berproses selama 2 jam, melihat wajah-wajah mereka yang yakin maka saya memberikan pertanyaan yang sedikit sulit, ada sedikit kemajuan dan mereka mampu mengerjakan setengah dari seluruh soal yang lumayan sulit pada level mereka tentunya. Jadi, saya berkesimpulan bahwa ketika berperan sebagai pendidik, kita perlu semangat, sabar, penuh dukungan baik dari awal, proses hingga pada akhir proses mengajar belajar karena dengan kita brsemangat, anak-anak itu suka meniru, dan mereka akan meniru kita. Anak –anak senang dipuji maka jangan bentak-bentak, tetapi didiklah mereka dengan sabar dan dengan penuh kasih sayang. Anak –anak senang diberi stimulus yang menyenagkan, itu akan membuat mereka senang dan tertawa bahagia. Ketika murid berhasil menjawab pertanyaan tidak lupa berilah reinforcement positif pada mereka. Buatlah mereka menyadari kalau mereka itu sebenarnya mampu itu hal yang sulit. Sebab mereka masih anak, tetapi apapun hasil kerja mereka tidak boleh membuang muka pada mereka karena itu malah akan membuat mereka tidak mampu mengembangkan ke-autonomi-an mereka untuk berkreasi. Bimbingan dan arahan dari pendidik juga penting, buatlah mereka selalu berlatih karena practice makes perfect. Walaupun ada murid yang lambat dan ada murid yang cepat nangkapnya, kita sebagai pendidik tidak boleh pilih kasih dalam memberikan bimbingan kita. Demikianlah yang dapat saya utarakan, karena saya dapat mengungkapkan ini berdasarkan apa yang pernah saya terapkan selama ini pada peserta didik saya.