Selasa, 01 Februari 2011

Dari resume yang telah saya buat, ada permasalahan yang ingin saya tanyakan :

Bila dilihat cara mengajar guru maupun dosen pada masa ini telah sangat berbeda daripada zaman dulu, dimana metode ceramah , yaitu guru yang lebih banyak bicara dan murid yang lebih banyak diam hingga sekarang murid yang dianjurkan untuk lebih aktif bertanya, mencari sendiri permasalahan dan mencari sendiri jawabannya. Guru atau dosen hanya sebagai moderator yang bertugas hanya untuk memanage kelas dan fasilitator membenarkan yang salah. Apakah cara mengajar seperti homeschooling, online class, atau study tour yang menggunakan ruangan yang terbuka akan lebih menunjang mutu pendidikan khususnya di Indonesia? Strategi belajar yang demikaian apakah mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi murid? Di samping itu juga apakah selera humor guru dan semangat guru berperan penting dalam komitmen kita sebagai guru dalam memotivasi murid? Apa yang akan kita lakukan sebagai seorang guru yang efektif bila telah terjadi tingkat kejenuhan belajar pada murid?

Anggapan sementara saya :

Memang bagus kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu system KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Siswa cenderung yang lebih aktif dalam mencari informasi pendidikan dan membahas sendiri ap yang tidak dimengerti dengan cara berdiskusi. Bila diterapkan HomeSchooling yang membuat siswa tidak perlu ada di ruangan kelas untuk bisa mendapatkan ilmu (e-learning), tidak ada bedanya dengan online-class, siswa harus mampu menggunakan teknologi yang telah berkembang saat ini sebab ilmu apa saja bisa didapat dari internet. Study Tour yang membuat siswa agar mampu bersosialisasi langsung dengan lingkungan dan masyarakat, observasi sendiri apa yang sudah dipelajari.

Home Schooling

Online Class

Study Tour

Ke-3 cara di atas memang terlihat cukup efektif untuk menunjang mutu pendidikan siswa saat ini, namun kita harus mempertimbangkan akibatnya dimana pasti ada murid yang tidak mnyukai strategi pengajran yang kita buat. Maka usahakanlah kita mengenal murid kita lebih dekat ayitu dengan cara friendly approach. Di saat belajar kita sebagai guru dan murid, namun di luar kelas kita adalah teman. Tetapi perlu diperhatikan kita tidak boleh terlalu loyo tetap tegas dan disiplin sewaktu proses mengajar belajar disamping itu juga semangat kita serta selera humor kia yang kita sisipkan di tengah pengajaran dan pembelajaran mungkin tidak akan membuat suasana kelas menjadi jenuh. Komitmen kita sebagai guru tetap dipegang namun kita sebagai guru perlu juga memperhatikan perasaan murid dan mampu membuat murid merasa nyaman dan gembira serta semangat dalam menerima ilmu dari kita. Untuk jangka waktu tertentu kita sebagai guru juga sebaiknya melakukan riset sendiri untuk meningkatkan mutu praktik pengajaran kita. Ini untuk mengantisipasi bila ada beberapa murid yang mempunyai problem psikis, seperti kinerjanya menurun, ada murid yang tampak tertekan. Untuk itu guru juga harus mempertimbangkan itu semua agar ilmu tersebut benar-benar diserap sebab setiap murid merasa bahwa ternyata memperoleh pengetahuan itu ternyata begitu menyenangkan. Dapat diperoleh kapan saja, dimana saja ditambah dengan hadirnya seorang guru yang professional, humoris dan perhatian akan progress – progress murid-muridnya.

Sekian anggapan sementara dari saya. Bila ada kata-kata yang salah mohon diperbaiki, bila ada yang kurang dapat ditambah lagi masukan dari ibu. Terima kasih..^^

Daftar Pusaka :

SANTROCK, JOHN W. Psikologi Pendidikan, Edisi kedua, Jakarta: Kencana, 2010

1 komentar: